(0721) 8030188    [email protected]   

IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN PUSAT PENYEBARAN DBD PADA KECAMATAN DI KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN METODE ANALISIS SPASIAL DAN MODEL MINIMUM SPANNING TREE (MST)


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang terjadi di perkotaan dan semi-perkotaan, menjadi masalah kesehatan global utama. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti di daerah tropis dan subtropis. Menurut Kementerian Kesehatan, rata-rata kasus DBD di Indonesia mencapai 121.191 dalam lima tahun sejak 2016. Pada 2020, Provinsi Jawa Barat memiliki kasus terbanyak (18.608), sedangkan Kota Bandung berada di peringkat kedua (2.579). Data ini menunjukkan bahwa Kota Bandung rentan terhadap DBD, sehingga diperlukan identifikasi untuk memantau pusat penyebaran penyakit ini. Untuk mengidentifikasi pusat penyebaran DBD dapat menggunakan ilmu matematika yakni analisis spasial dan teori graf. Analisis spasial mengolah data spasial melalui visualisasi untuk menghasilkan peta pola spasial, sedangkan teori graf menggunakan model Minimum Spanning Tree (MST) untuk merepresentasikan hubungan antar kecamatan. Penelitian ini mengidentifikasi pusat penyebaran DBD di Kota Bandung menggunakan analisis spasial dan konsep sentralitas graf. Hasil analisis menunjukkan bahwa kategori umur B (15≤u<40) memiliki hubungan tinggi terhadap penyebaran DBD di Kota Bandung. Selain itu, hasil analisis menggunakan model MST dan ukuran sentralitas didapatkan bahwa Kecamatan Coblong kategori umur B memiliki pengaruh tinggi terhadap persebaran ke kecamatan lain. Sehingga, Kecamatan Coblong kategori umur B diidentifikasi sebagai variabel utama dalam kasus persebaran DBD di Kota Bandung.

URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2408220017

Keyword
Demam Berdarah Dengue Kota Bandung Analisis Spasial Minimum Spanning Tree (MST) Sentralitas