STUDI LAND SUBSIDENCE DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL 1-A TAHUN 2015-2024
Provinsi Aceh, khususnya Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, merupakan wilayah di
Indonesia yang mengalami perkembangan pembangunan infrastruktur yang sangat pesat.
Maraknya pembangunan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
sering kali menimbulkan masalah keberlanjutan yang berpotensi menimbulkan bencana seperti
penurunan muka tanah yang disebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebih, pengerukan
tanah, alih fungsi lahan dan bentuk aktifitas pembangunan lainnya.
Salah satu masalah yang signifikan di Banda Aceh dan Aceh Besar adalah penurunan
muka tanah (land subsidence) yang telah semakin nyata dalam beberapa tahun terakhir.
Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pembangunan infrastruktur yang tidak terkontrol
dan perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan tata ruang wilayah. Pembangunan
gedung-gedung tinggi, penggunaan air tanah yang berlebihan, serta alih fungsi lahan dari
kawasan hijau menjadi area komersial atau perumahan yang telah berkontribusi pada
penurunan muka tanah di beberapa bagian kota. Penurunan ini memperburuk risiko banjir di
kota, terutama selama musim hujan, dan juga mengancam stabilitas bangunan serta
infrastruktur lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi penuruan muka
tanah (Land subsidence) Kota Banda Aceh dengan memanfaatkan satelit penginderaan jauh
dengan sensor aktif citra Sentinel 1-A dengan metode Interferometric Synthetic Aperture
Radar.
Sentinel-1A menggunakan C-band Synthetic Aperture Radar (SAR) sensor aktif untuk
menghasilkan citra resolusi tinggi dari permukaan bumi. SAR memancarkan gelombang radar
ke permukaan bumi dan mengukur pantulan dari berbagai objek untuk membuat gambar yang
detail. Data yang digunakan adalah Citra satelit Sentinel 1-A tahun 2015 sampai 2024.
Sehingga hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kota Banda Aceh dan
Aceh Besar pada tahun penelitian mengalami penurunan muka tanah pada wilayah yang
memiliki aktifitas pembangunan infrastruktur yang tinggi atau perubahan fungsi lahan. Nilai
LOS velocity tertinggi yang terjadi di wilayah Banda Aceh dan Aceh besar terletak pada
kecamatan Darussalam dengan nilai -10.9 mm/tahun.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2412200029
Keyword
Sentinel 1-A InSAR Land subsidence