Analisis Perubahan Garis Pantai Di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2109-2023
Pantai Pesisir Barat yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia sehingga
memiliki karakteristik gelombang yang tinggi dan menyebabkan proses pantai yang
dinamis sebagaimana pantai berpasir di pesisir barat Pulau Sumatera. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis perubahan garis pantai dari fenomena abrasi dan akresi
serta kecepatan angin, arah dominan angin, total distribusi angin yang berhembus pada
wilayah penelitian. Lokasi penelitian berada di Pesisir Kabupaten Pesisir Barat,
Kecamatan Krui Selatan dan Pesisir Selatan. Perubahan garis pantai dapat di
identifikasi dengan menggunakan data citra satelit Landsat 8 OLI yang di akuisisi pada
tahun 2019-2023 dengan menggunakan band Green dan NIR. Perubahan garis pantai
dengan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dan perhitungan Net
Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR) untuk mengidentifikasi
perubahan garis pantai dari tahun terlama ke tahun terbaru sedangkan pengolahan data
angin menggunakan metode Wind Rose untuk mengetahui distribusi arah angin, arah
derajat dan kecepatan angin.
Perubahan garis pantai di pesisir Kabupaten Pesisir Barat yang berada di
Kecamatan Krui Selatan dengan rata-rata perubahan garis pantai dari tahun 2019
hingga 2023 sejauh 7,78 dengan laju perubahan garis pantai 1,88 mter per tahun dan
memiliki rata-rata luasan abrasi sebesar 0,21 ha dengan dominasi abrasi. Perubahan
garis pantai di Kecamatan Pesisir Selatan dari tahun 2019-2023 memiliki rata-rata
perubahan garis pantai sejauh 13,71 m dan memiliki rata-rata luasan akresi sebesar 0,28
ha dengan dominasi abrasi dengan laju perubahan garis pantai 3,30 meter per tahun.
Rentang kecepatan angin tersebut adalah 2.10-3.60 m/s yang masuk dalam kategori
angin sepoi-sepoi (Light Air) dan 3.60-5.70 m/s termasuk kedalam kategori kategori
angin lemah (Light Breeze) pada skala baeafort. Arah dominan angin berhembus dari
arah Barat Laut dan total distribusi angin dominan dari arah barat laut. Wilayah
kawasan pesisir barat yang berbatasan langsung dengan samudera hindia sehingga
mendapat energi angin yang kuat dari Samudera Hindia yang menyebabkan perubahan
kecepatan arus dan gelombang sehingga mengakibatkan terjadinya fenomena abrasi
dan akresi pada lokasi penelitian. Pergerakan angin di permukaan laut memiliki
kecepatan yang beragam, kecepatan angin tersebut sangat berpengaruh untuk
membangkitkan gelombang. Gelombang yang dating menuju pantai akan mengikis dan
berpengaruh terhadap berubahnya garis pantai dan besarnya angkutan sedimen.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2412260008
Keyword
Penginderaan jauh Abrasi Akresi Angin Garis Pantai