Perencanaan Lanskap Sungai Way Belau dengan Prinsip Infrastruktur Hijau untuk Mitigasi Bencana Banjir di Kota Bandar Lampung
Sub-DAS Way Belau di Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, menghadapi permasalahan serius terkait banjir yang terjadi hampir setiap tahun akibat curah hujan yang berkisar antara 2.257 hingga 2.454 mm/tahun dengan debit air mencapai 37,6 m³/s. Permukiman di hilir sungai memperparah kondisi dengan mengurangi daya serap air dan menyebabkan kerap kali terjadi banjir, sementara infrastruktur dan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peraturan daerah terkait sempadan sungai turut memperburuk situasi. Sebagai bagian dari DAS Way Kuala Garuntang, Sub-DAS Way Belau telah ditetapkan dalam zona Green Belt untuk meningkatkan kesadaran risiko banjir serta mendorong tindakan preventif. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi dan permasalahan Sub-DAS Way Belau serta memberikan rekomendasi perencanaan lanskap dengan penerapan prinsip infrastruktur hijau untuk mitigasi banjir. Metode penelitian menggunakan pendekatan mix-method kualitatif dan kuantitatif dengan metode perencanaan lanskap Gold (1980) yang meliputi tahap persiapan, inventarisasi, analisis, sintesis, dan perencanaan lanskap. Data dikumpulkan melalui studi literatur, observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sub-DAS Way Belau memiliki potensi untuk pengelolaan yang berkelanjutan melalui penerapan infrastruktur hijau yang mencakup 10 elemen utama, yaitu ruang terbuka hijau, bioswales, sumur resapan, rain gardens, constructed wetlands, permeable pavements, biopori, vegetasi filtration strips, roof gardens, dan kolam retensi, yang kemudian diterapkan dalam perencanaan lanskap berupa masterplan dan visualisasi 3D. Dengan penerapan prinsip infrastruktur hijau, penelitian ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir secara signifikan serta meningkatkan keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2501180004
Keyword
Green Belt infrastruktur hijau mixed-method visualisasi 3D masterplan