ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN DATA SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN VALIDASI LAPANGAN
MENGGUNAKAN METODE SLOPE MASS RATING (SMR), ANALISIS
KINEMATIK, DAN Q-SLOPE PADA DAERAH PANJANG, SUKABUMI,
BUMI WARAS, DAN SEKITARNYA
Area penelitian terletak di tujuh kecamatan di Kota Bandar Lampung yang meliputi
Kecamatan Tanjungsenang, Sukarame, Wayhalim, Kedamaian, Bumi Waras,
Sukabumi, dan Panjang. Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPDB) Bandar Lampung tahun 2020, Bandar Lampung
merupakan kota dengan indeks bahaya bencana longsor yang tinggi, dengan
penduduk terpapar bencana berjumlah 58.954 jiwa. Dengan adanya pemetaan
daerah rawan longsor, upaya mitigasi bencana longsor dapat dilakukan secara lebih
efektif, sehingga dapat meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Dalam penelitian
ini, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis
kestabilan lereng dengan mempertimbangkan empat parameter utama: kemiringan
lereng, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), jenis batuan, dan curah
hujan. Untuk menilai kestabilan lereng di daerah penelitian ini, analisis geoteknik
diperlukan metode Rock Mass Rating (RMR) untuk mengklasifikasikan massa
batuan pada lereng metode, sedangkan Slope Mass Rating (SMR) dan Q-Slope
berguna untuk memperkirakan kestabilan lereng batuan dan memberikan
rekomendasi untuk sudut lereng maksimum tanpa perlu penguatan. Hasil dari
analisis AHP menunjukkan pada daerah penelitian memiliki kawasan indeks bahaya
rendah seluas 53,38 Km2, kawasan indeks bahaya sedang seluas 13,34 Km2, dan
kawasan indeks bahaya tinggi seluas 8,9 Km2. Pengolahan data lapangan pada
kawasan indeks bahaya sedang (GS-1 dan GS-2), kawasan indeks bahaya tinggi
(GS-3 dan GS-4), klasifikasi RMR yang didapatkan berada pada kelas III hingga
kelas II dengan bobot nilai berkisar 50,4-65,98 dengan deskripsi sedang-baik. Nilai
SMR pada Lereng GS-1, GS-2, dan GS-3 termasuk ke dalam kelas sangat buruk (0
20), pada lereng GS-4 termasuk ke dalam kelas buruk (40-60). Hasil Q-Slope
stability chart pada lereng aktual dengan kondisi semua lereng dalam keadaan tidak
stabil. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan rekomendasi lereng didapatkan
sudut rekomendasi pada lereng GS-1, GS-2, GS-3, dan GS-4 yaitu 550, 570, 490,
dan 420. Berdasarkan hasil peta kestabilan lereng dengan validasi lapangan, pada
kawasan indeks kelas rendah tidak didapatkan lereng, pada kawasan indeks kelas
sedang dan kelas tinggi didapatkan kestabilan lereng tidak stabil.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2501220015
Keyword
Bandar Lampung Kestabilan Lereng RMR SMR Q-Slope