(0721) 8030188    [email protected]   

ANALISIS KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN DATA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN VALIDASI LAPANGAN MENGGUNAKAN METODE SLOPE MASS RATING (SMR), ANALISIS KINEMATIK, DAN Q-SLOPE PADA DAERAH PANJANG, SUKABUMI, BUMI WARAS, DAN SEKITARNYA


Area penelitian terletak di tujuh kecamatan di Kota Bandar Lampung yang meliputi Kecamatan Tanjungsenang, Sukarame, Wayhalim, Kedamaian, Bumi Waras, Sukabumi, dan Panjang. Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bandar Lampung tahun 2020, Bandar Lampung merupakan kota dengan indeks bahaya bencana longsor yang tinggi, dengan penduduk terpapar bencana berjumlah 58.954 jiwa. Dengan adanya pemetaan daerah rawan longsor, upaya mitigasi bencana longsor dapat dilakukan secara lebih efektif, sehingga dapat meminimalisir kerugian yang ditimbulkan. Dalam penelitian ini, metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menganalisis kestabilan lereng dengan mempertimbangkan empat parameter utama: kemiringan lereng, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), jenis batuan, dan curah hujan. Untuk menilai kestabilan lereng di daerah penelitian ini, analisis geoteknik diperlukan metode Rock Mass Rating (RMR) untuk mengklasifikasikan massa batuan pada lereng metode, sedangkan Slope Mass Rating (SMR) dan Q-Slope berguna untuk memperkirakan kestabilan lereng batuan dan memberikan rekomendasi untuk sudut lereng maksimum tanpa perlu penguatan. Hasil dari analisis AHP menunjukkan pada daerah penelitian memiliki kawasan indeks bahaya rendah seluas 53,38 Km2, kawasan indeks bahaya sedang seluas 13,34 Km2, dan kawasan indeks bahaya tinggi seluas 8,9 Km2. Pengolahan data lapangan pada kawasan indeks bahaya sedang (GS-1 dan GS-2), kawasan indeks bahaya tinggi (GS-3 dan GS-4), klasifikasi RMR yang didapatkan berada pada kelas III hingga kelas II dengan bobot nilai berkisar 50,4-65,98 dengan deskripsi sedang-baik. Nilai SMR pada Lereng GS-1, GS-2, dan GS-3 termasuk ke dalam kelas sangat buruk (0 20), pada lereng GS-4 termasuk ke dalam kelas buruk (40-60). Hasil Q-Slope stability chart pada lereng aktual dengan kondisi semua lereng dalam keadaan tidak stabil. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan rekomendasi lereng didapatkan sudut rekomendasi pada lereng GS-1, GS-2, GS-3, dan GS-4 yaitu 550, 570, 490, dan 420. Berdasarkan hasil peta kestabilan lereng dengan validasi lapangan, pada kawasan indeks kelas rendah tidak didapatkan lereng, pada kawasan indeks kelas sedang dan kelas tinggi didapatkan kestabilan lereng tidak stabil.

URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2501220015

Keyword
Bandar Lampung Kestabilan Lereng RMR SMR Q-Slope