(0721) 8030188    [email protected]   

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIINFLAMASI BERBAGAI EKSTRAK TANAMAN DAN PROPOLIS DENGAN METODE DENATURASI BSA (Bovie Serum Albumin)


Denaturasi merupakan perubahan struktur kimia maupun biologis pada protein karena pengaruh dari paparan panas, pH dan suhu sehingga kehilangan aktivitas biologisnya. Denaturasi protein mengakibatkan membran sel rusak sehingga enzim fosfolipase akan merubah fosfolipid menjadi mediator inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antiinflamasi dari ekstrak lempuyang wangi, ekstrak gambir, ekstrak kemangi dan propolis menggunakan metode penghambatan denaturasi BSA (Bovie Serum Albumin) secara invitro dengan variasi konsentrasi. Sampel yang digunakan yaitu ekstrak lempuyang wangi (6, 12, 24, 48, dan 96 ppm), ekstrak gambir (4, 7, 13, 26, dan 52 ppm), ekstrak kemangi (5, 10, 19, 38, dan 76 ppm) dan propolis (0,25, 0,5, 1, 2, dan 4 ppm). Telah diketahui berbagai ekstrak dan propolis memiliki aktivitas antiinflamasi terhadap penghambatan denaturasi protein. Nilai IC50 kontrol positif (natrium diklofenak) sebesar (35,305µg/ml), ekstrak lempuyang wangi (63,779 µg/ml), ekstrak gambir (394,223 µg/ml), ekstrak kemangi (131,215 µg/ml) dan propolis sebesar (14,624 µg/ml). Berdasarkan hasil uji statistik, terdapat perbedaan yang signifikan antara ekstrak lempuyang wangi, gambir, dan kemangi dengan kontrol positif (natrium diklofenak), yang menunjukkan bahwa efek antiinflamasi ketiga ekstrak tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif. Sebaliknya, propolis tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan kontrol positif, yang berarti efek antiinflamasi propolis mirip dengan natrium diklofenak. Kata kunci : Propolis, Antiinflamasi, BSA (Bovie Serum Albumin), in vitro

URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2505130020

Keyword
Propolis Antiinflamasi BSA (Bovie Serum Albumin) in vitro