Aplikasi Metode Geolistrik 2D untuk Identifikasi Lapisan Keras Dalam Penentuan Fondasi Jembatan pada Daerah X, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara
Kalimantan Utara sebagai salah satu provinsi termuda yang ada di Indonesia masih memiliki pembangunan jalan dan jembatan yang belum merata. Dalam rangka meningkatkan pembangunan jalan dan jembatan, maka dilakukan penelitian untuk menentukan lapisan keras sebagai tempat berdirinya fondasi jembatan. Fondasi jembatan harus berada pada lapisan keras, kokoh, dan stabil. Penelitian ini mengidentifikasikan litologi apa yang dapat dijadikan sebagai lapisan keras, dan pada litologi tersebut akan dibagun fondasi jembatan. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik dengan memanfaatkan resistivitas dalam menginterpretasikan litologi bawah permukaan, dan akan dikorelasikan dengan data pendukung berupa data uji N-SPT (Standard Penetration Test). Data geolistrik yang digunakan terdiri dari empat lintasan dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger dan panjang masing-masing lintasan 150 meter. Dari hasil pengolahan data berupa inversi maka diperoleh penampang geolistrik 2D yang memuat informasi berupa sebaran resitivitas, kedalaman, dan jarak secara horizontal. Diperoleh hasil interpretasi litologi berupa lempung kerakalan dengan resistivitas 2,1-22,4 Ωm, batupasir lempungan dengan resistivitas 22,5-310 Ωm, dan batupasir dengan resistivitas di atas 311 Ωm. Lapisan keras yang direkomendasikan sebagai lapisan keras dan tempat dibangunnya fondasi jembatan adalah batupasir dengan resistivitas di atas 300 Ωm dan memiliki nilai N-SPT di atas 50. Pada tiap lintasan diperoleh lapisan keras dengan kedalaman rata-rata 7-28,7 meter dari permukaan.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2505140030
Keyword
geolistrik, resistivitas, lapisan keras, fondasi