Analisis Biaya Operasional Kendaraan Akibat Dari Koordinasi Antar Simpang Bersinyal
(Studi Kasus : Jalan Endro Suratmin – Jalan Pulau Tegal/Jalan Pulau Legundi, Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Soekarno Hatta)
Kemacetan yang terjadi di ruas Jalan Endro Suratmin dan Jalan Urip Sumoharjo, Kota Bandar Lampung, terutama pada simpang Endro Suratmin–Pulau Tegal dan simpang Urip Sumoharjo–Soekarno Hatta, telah menyebabkan peningkatan waktu tundaan dan biaya operasional kendaraan (BOK). Jarak antar simpang yang sangat dekat, yakni sekitar 467 meter, serta belum adanya sistem koordinasi sinyal menyebabkan antrean panjang pada pendekat simpang UIN dan Bypass. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi performa simpang dan dampak ekonominya sebelum dan sesudah penerapan koordinasi sinyal. Analisis dilakukan menggunakan pedoman PKJI 2023 untuk kinerja simpang (termasuk derajat kejenuhan, panjang antrian, dan waktu tundaan), standar Pd-T-15-2005-B untuk estimasi BOK, serta pendekatan nilai waktu dari Tamin (2008). Hasil awal menunjukkan bahwa kondisi lalu lintas saat ini telah melampaui ambang batas pelayanan yang disarankan, dengan BOK sebesar Rp11,544,809 dan nilai waktu mencapai Rp1,775,060. Dari empat simulasi skenario koordinasi, opsi ketiga menunjukkan peningkatan paling signifikan, menurunkan BOK menjadi Rp11,544,105 dan nilai waktu menjadi Rp1,548,033. Penelitian ini terletak pada integrasi evaluasi koordinasi sinyal berbasis standar PKJI 2023 pada simpang berjarak dekat, yang masih jarang dikaji. Kontribusi ilmiah penelitian ini adalah sebagai referensi teknis dalam optimalisasi sistem sinyal lalu lintas di kawasan perkotaan padat.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2505190009
Keyword
Biaya Operasional Kendaraan Koordinasi Simpang Waktu Tundaan PKJI 2023