Tuberkulosis merupakan penyakit disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis. Isoniazid termasuk OAT lini pertama yang sering diberikan adjuvan kurkumin untuk meminimalisir efek samping hepatotoksisitas. Adanya interaksi dua obat atau lebih dapat menghasilkan perubahan profil farmakokinetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek yang dihasilkan dari pemberian ekstrak rimpang temulawak terhadap profil farmakokinetika isoniazid. Metode penelitian ini berupa studi eksperimental secara in vivo dengan instrumen analisis HPLC. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan profil farmakokinetika antara INH 5,4 mg/mL PO (K1), INH 5,4 mg/mL + kurkumin dosis tunggal 0,36 mg/mL PO (K2), dan INH 5,4 mg/mL + kurkumin dosis ganda 0,72 mg/mL PO (K3), secara berturut-turut menghasilkan profil k 0,57/jam; 0,56/jam; dan 0,78/jam; profil ka 1,13/jam; 1,15/jam dan 2,08/jam; profil t1/2 1,25 jam; 1,25 jam; dan 0,89 jam; profil tmaks 1,28 jam; 1,23 jam; dan 0,79 jam; profil Vd 1,25 mL; 1,57 mL; dan 1,37 mL; profil AUC 7,83 μg.jam/mL; 6,22 μg.jam/mL; dan 5,13 μg.jam/mL; serta profil Cl 0,69 mL/jam; 0,87 mL/jam; dan 1,05 mL/jam. Penelitian ini membuktikan bahwa K2 dapat memberikan efek perubahan yang signifikan (p<0,05) terhadap profil Vd, AUC, dan Cl, sedangkan K3 dapat memberikan efek perubahan yang signifikan (p<0,05) terhadap profil k, ka, t1/2, tmaks, Vd, AUC, dan Cl.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2506160052
Keyword
akmal hammami farmakokinetika isoniazid temulawak in vivo hplc