Pemodelan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Gayaberat Pada Daerah Panas Bumi Way Ratai, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Lampung
Potensi energi panas bumi di Indonesia yang mencapai 23,7 GW, menjadikan Way Ratai, Lampung, sebagai salah satu wilayah prospektif dengan estimasi potensi 55 MW. Namun, informasi detail sistem panas bumi bawah permukaannya masih terbatas, mendorong penelitian ini mengidentifikasi kondisi geologi bawah permukaan secara komprehensif. Tujuan penelitian ini adalah memetakan manifestasi panas bumi permukaan, menentukan pola kelurusan zona kerapatan tinggi menggunakan metode Fault Fracture Density (FFD), dan menginterpretasi kondisi geologi bawah permukaan melalui pemodelan Metode Gayaberat. Pengukuran manifestasi permukaan dilakukan pada 26 titik menggunakan termometer dan TDS meter, menunjukkan suhu 50°C hingga 100°C dan nilai Total Dissolved Solids (TDS) 234–643 mg/L. Analisis data gayaberat GGMPlus melibatkan penerapan parameter First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) untuk mengidentifikasi struktur geologi dan arah kelurusan. Pemodelan gayaberat 2D dilakukan pada tiga lintasan (A-A', B-B', C-C') untuk gambaran sistem panas bumi bawah permukaan. Hasil penelitian mengkonfirmasi pola kelurusan dominan barat laut–tenggara, diinterpretasikan sebagai jalur sirkulasi fluida panas bumi. Zona kerapatan kelurusan tinggi umumnya berasosiasi dengan manifestasi permukaan dan berpotensi sebagai zona recharge. Pemodelan 2D menunjukkan empat satuan batuan utama mengacu densitas Telford (1990): Formasi Hulusimpang, Formasi Sabu dan Tarahan, Formasi Menanga, dan Intrusi Dasit Piabung. Reservoir panas bumi berpotensi berada pada kedalaman 400-900 meter, yaitu Formasi Sabu dan Formasi Tarahan, dan tertutup oleh caprock.
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2507270020
Keyword
Gayaberat Panas bumi Struktur geologi Pemodelan 2D