ANALISIS PERBANDINGAN KONFIGURASI WENNER ALPHA DAN WENNER-SCHLUMBERGER DENGAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D (STUDI KASUS: PEMANDIAN AIR PANAS, DESA CISARUA)
Metode geolistrik menggunakan berbagai konfigurasi elektroda untuk memperoleh gambaran kondisi bawah permukaan, seperti konfigurasi Wenner Alpha, Wenner-Schlumberger, Dipole-Dipole, Schlumberger, dan Pole-Pole. Konfigurasi elektroda merupakan susunan antara elektroda arus dan potensial saat pengukuran, di mana setiap konfigurasi memiliki karakteristik khusus yang memengaruhi distribusi anomali bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan konfigurasi Wenner Alpha dan Wenner-Schlumberger yang diaplikasikan pada area pemandian air panas di Desa Cisarua, dengan tujuan untuk menganalisis dan membandingkan hasil pemodelan resistivitas dari kedua konfigurasi tersebut. Hasil pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan kondisi geologi regional menunjukkan adanya dua lapisan litologi utama, yaitu lempung tufaan dengan nilai resistivitas 2-20 Ωm yang mendominasi hampir seluruh lintasan, dan pasir tufaan dengan resistivitas 20-75 Ωm yang diduga mampu menyimpan dan meloloskan fluida. Hasil yang didapatkan konfigurasi Wenner-Schlumberger menunjukkan kemampuan penetrasi kedalaman yang lebih baik, dari segi resolusi Wenner Alpha lebih bagus dalam perubahan secara vertikal, sedangkan Wenner-Schlumberger lebih baik dalam perubahan secara horizontal dan Konfigurasi Wenner Alpha menghasilkan nilai RMS error yang lebih kecil dan. Persebaran pasir tufaan sebagai indikasi keberadaan air panas dominan pada lintasan 1 dengan arah selatan-utara hingga kedalaman lebih dari 30 meter.
Kata kunci: Geolistrik, Wenner Alpha, Wenner-Schlumberger, Air panas, Natar
URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2509090026
Keyword
Geolistrik Wenner Alpha Wenner-Schlumberger Air panas Natar Geoelectrical Hot water