(0721) 8030188    [email protected]   

Studi Perubahan Ionosfer dan Muka Air Laut Akibat Gempa Bumi Bawean Berdasarkan Data GNSS dan Pasang Surut


Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik utama dunia sehingga rentan terhadap gempa bumi, khususnya gempa bawah laut. Gempa bumi menghasilkan perambatan gelombang Acoustic, Gravity dan Rayleigh yang dapat mempengaruhi kerapatan elektron di lapisan ionosfer. Fenomena ini terdeteksi sebagai Coseismic Ionospheric Disturbance (CID), yaitu fluktuasi Total Electron Content (TEC) yang muncul sekitar 15 menit hingga 1 jam setelah gempa. Selain berdampak pada lapisan ionosfer, gempa bumi bawah laut juga dapat menimbulkan perubahan muka air laut yang berpotensi memicu tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan ionosfer dan perubahan muka air laut akibat gempa bumi Bawean yang terjadi pada 22 Maret dan 25 Maret 2024. Fenomena CID dapat dianalisis melalui data GNSS untuk menghitung nilai Slant Total Electron Content (STEC). Nilai STEC kemudian di fitting dengan polinomial, dan selisihnya dihitung sebagai anomali TEC. Sementara itu, perubahan muka air laut diperoleh dari pengolahan data pasang surut yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi tsunami. Hasil penelitian pada kedua gempa menunjukan adanya anomali TEC yang muncul sekitar 1 – 30 menit setelah gempa. Pada gempa 22 Maret, anomali terdeteksi pada satelit nomor 9, 14, 17 dam 22 di beberapa stasiun GNSS dengan rentang nilai TEC 0,34 TECU hingga 3,09 TECU. Gempa tanggal 25 Maret, satelit GPS yang mendeteksi adalah nomor 10, 16 dan 27 dengan rentang nilai TEC 0,06 TECU hingga 0,70 TECU. Sementara itu, analisis muka air laut menunjukan adanya perubahan akibat gempa, dengan nilai perubahan maksimum sebesar 5,2 sentimeter pada 22 Maret dan 16,2 sentimeter meter pada 25 Maret. Berdasarkan hasil tersebut, potensi tsunami dapat diklasifikasikan dalam kategori minimal hingga kecil, sehingga meskipun tidak memicu tsunami besar, gempa tersebut tetap menimbulkan respon terhadap laut.

URI
https://repository.itera.ac.id/depan/submission/SB2509220077

Keyword
Gempa Bumi GNSS Gangguan Ionosfer Coseismic Ionospheric Disturbance Muka Air Laut Tsunami